Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Sains

Ternyata Sperma Tidak Berenang Seperti Belut Tetapi?

×

Ternyata Sperma Tidak Berenang Seperti Belut Tetapi?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi sperma Ternyata Sperma Tidak Berenang Seperti Belut Tetapi?
Ilustrasi: Freepik

Sperma manusia sudah lama dikenal berenang menuju sel telur dengan cara menggoyangkan ekornya layaknya belut yang menggeliat. Caranya bergerak itu diungkap pertama kali oleh ilmuwan Belanda, Antonie van Leeuwenhoek, yang mengamati mani lewat mikroskop buatannya pada 1677.

Namun, sebuah riset baru yang dilakukan oleh sekelompok peneliti kesuburan dari University of Bristol di Inggris dan Universidad Nacional Autónoma de Mexico di Meksiko justru mengungkap bahwa cara sperma berenang menuju sel telur yang dipercaya selama 343 tahun itu kurang tepat.

Tim ilmuwan menggunakan mikroskop 3D, pemodelan matematika, dan kamera yang mampu merekam 55.000 frame per detik untuk merekonstruksi pergerakan ekor sperma dalam bentuk 3D. Hasil riset mereka yang diterbitkan di Science Advances pada 31 Juli 2020 lalu cukup mengejutkan.

Baca juga:  Kisah Handuk Basah Diatas Kasur

“Apa yang kami temukan adalah sesuatu yang sangat mengejutkan, karena itu benar-benar merusak sistem kepercayaan kami,” kata Hermes Gadêlha, peneliti dari University of Bristol, seperti dikutip Live Science.

Menurut tim ilmuwan, apa yang mereka lihat dari risetnya mengungkap bahwa perspektif umum soal metode propulsi atau pendorong sperma manusia yang bergerak layaknya belut adalah ‘ilusi optik’.

Baca juga:  Kaesang Skakmat Ustaz Abdul Aziz yang Bilang Nasi Tumpeng Ajaran Hindu
YouTube video

Seperti diketahui ekor sperma tidak bergoyang halnya belut yang menggeliat ke kiri dan ke kanan. Namun sebaliknya, ia memutar ke satu sisi. Agar bisa bergerak maju ke depan, kepala sperma memutar dengan gerakan cepat bersamaan dengan ekornya yang berputar.

Gadêlha dan tim penelitinya percaya bahwa riset mereka bisa membuka jalan baru dalam studi lanjutan tentang ilmu reproduksi. Dengan perspektif 3D dapat meningkatkan pemahaman baru terkait mekanisme sperma manusia bergerak menuju sel telur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *