Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Ekonomi

Corona Makin Menyebar, Ini Dampak Ngerinya ke Ekonomi RI

×

Corona Makin Menyebar, Ini Dampak Ngerinya ke Ekonomi RI

Sebarkan artikel ini
Foto Getty 1 Corona Makin Menyebar, Ini Dampak Ngerinya ke Ekonomi RI
Foto: Getty Images/Chung Sung-Jun

detakhukum, Jakarta – Virus corona yang sudah menyebar ke berbagai negara makin banyak menelan korban. Selain korban jiwa, pertumbuhan ekonomi negara-negara yang terdampak juga akan mengalami penurunan, termasuk ke Indonesia.

Apa saja dampak virus corona ke Indonesia?

Bank Indonesia (BI) bahkan mengkaji ulang proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini. Sebelumnya pada rapat dewan gubernur (RDG) BI periode Februari 2020, bank sentral menurunkan proyeksi ekonomi menjadi 5%-5,4% lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya 5,1%-5,5%.

“Dengan maraknya tadi (virus corona), kita harus hitung ulang. Sedang dalam proses, nanti akan kita umumkan di RDG ke depan, mungkin lebih rendah dari itu karena dampaknya lebih luas,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, dikutip detikcom Rabu (11/3/2020).

Perry menjelaskan, saat ini sumber perekonomian harus diperkuat agar virus corona tak mengganggu fundamental perekonomian.

“Secara keseluruhan ekonomi kita tahan, tapi kita harus perkuat sumber ekonominya, sehingga bisa recover habis coronavirus,” jelasnya.

Pada RDG bulan lalu, kata Perry, otoritas moneter melihat ekonomi domestik masih bisa tumbuh hingga 5,2%, dengan catatan sudah memperhitungkan risiko virus corona. Namun wabah Covid-19 yang semakin meluas hingga saat ini, membuat BI harus memperhitungkan kembali ekonomi Indonesia.
Baca juga: Bos Maskapai Ini Tak Dapat Gaji Gegara Corona

“Keseluruhan masih bisa 5,1% tahun ini. Kalau kita push stimulus fiskal bisa 5,2%, kalau tambahan likuiditas bisa 5,2%,” jelas dia.

Jadi RI harus bagaimana?

Bank Indonesia (BI) berupaya untuk menjaga stabilitas dan mendorong perekonomian nasional untuk menghadapi dampak wabah virus corona. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan untuk menghadapi masalah ini, penanganan tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan dibutuhkan koordinasi antar lembaga terkait.

Hal tersebut untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi, berkelanjutan, dan inklusif dengan stabilitas makro ekonomi maupun finansial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *