Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Internasional

Beberapa Negara Masih Dihantui Tinggi Angka Infeksi Corona

×

Beberapa Negara Masih Dihantui Tinggi Angka Infeksi Corona

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi AFPANGELA WEISS Beberapa Negara Masih Dihantui Tinggi Angka Infeksi Corona
Foto: Ilustrasi (AFP/ANGELA WEISS)

detakhukum.com – Ketika sejumlah negara mulai melonggarkan kebijakan lockdown serta menikmati matahari musim semi, beberapa negara terpadat dunia masih dibayangi peningkatan jumlah penderita positif Covid- 19 akibat infeksi virus corona( SARS- CoV- 2).

India serta Rusia masih harus berurusan dengan peningkatan jumlah infeksi. Tercatat, negara itu mempunyai 2. 600 kasus positif Covid- 19 baru. Sedangkan Rusia, jumlah kasus menggapai 10 ribu untuk pertama kalinya.

Sedangkan di Inggris, angka kematian naik melebihi Italia yang menjadi pusat wabah Covid- 19 di Eropa. Padahal rata-rata usia populasi di Inggris lebih muda dari Italia dan pemerintah Inggris memiliki lebih banyak waktu melaksanakan persiapan saat sebelum pandemi melanda.

Amerika Serikat juga terus mencatat akumulasi infeksi virus corona setiap hari. Tercatat terdapat 1.400 kematian pada Sabtu( 2/ 5/ 2020).

Ahli kesehatan mengingatkan wabah gelombang 2 dapat kembali menghantam. Kecuali pemerintah melaksanakan pengetesan massal secara luas begitu lockdown dilonggarkan.

Tekanan untuk membuka karantina terus mengalir setelah lockdown diterapkan selama berminggu- minggu. Karantina ini membuat banyak bisnis kolaps serta membuat ekonomi dunia merosot tajam semenjak masa krisis 1930 serta menimbulkan jutaan pengangguran.

Sedangkan itu di Cina, infeksi virus corona baru di negara itu dilaporkan cuma 2 kasus. Tetapi, negara itu menghadapi gelombang pengunjung di tempat- tempat wisata yang baru di buka.

Pemerintah Cina sudah melonggarkan pelarangan perjalanan setelah ditetapkan libur 5 hari pada Selasa minggu kemudian. Nyaris 1, 7 juta orang mengunjungi taman- taman di Beijing pada 2 hari pertama libur.

Sedangkan pusat wisata Shanghai juga kebanjiran 1 juta wisatawan, seperti dilaporkan media setempat. Tetapi, banyak tempat wisata ini membatasi pengujung hanya 30 persen dari total kapasitas mereka.

Di Spanyol, banyak masyarakat yang keluar rumah serta berkeliling untuk pertama kali semenjak negara itu mempraktikkan lockdown pada 14 Maret. Walaupun demikian, ketentuan social distancing masih diberlakukan. Pemakaian masker juga diharuskan saat menggunakan transporatasi umum pada Senin( 4/ 5/ 2020).

Sedangkan Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson tengah berada di bawah tekanan untuk mencari jalur keluar bagaimana negara itu akan mengangkat lockdown. Pembatasan berlangsung sampai Kamis( 7/ 5). Tetapi, negara itu masih mengalami angka kematian setiap hari yang lumayan besar. 2 kali lebih besar dari Italia serta Spanyol.

Di AS, negara bagian New Jersey sudah kembali membuka taman. Tetapi, masyarakat dimohon untuk tidak memasuki taman setelah parkiran taman itu terisi 50 persen. (Cnbc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *