Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Bisnis

Kisah Bahlil Lahadalia, Mantan Sopir Angkot yang Jadi Menteri Investasi

×

Kisah Bahlil Lahadalia, Mantan Sopir Angkot yang Jadi Menteri Investasi

Sebarkan artikel ini
Bahlil Lahadalia Menteri Investasi Kisah Bahlil Lahadalia, Mantan Sopir Angkot yang Jadi Menteri Investasi

detakhukum.com – Bahlil Lahadalia adalah seorang yang dipercaya mengisi posisi Menteri Investasi di Kabinet Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin sejak 28 April 2021. Sebelum masuk pemerintahan, Bahlil dikenal sebagai seorang pengusaha dan pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Namun siapa sangka, karir dan kehidupan sosok yang punya total kekayaan Rp300,44 miliar ini ternyata tidak semulus seperti yang terlihat sekarang ini. Begini kisah mantan sopir angkot yang jadi Menteri Investasi!

Daftar isi

Ayahnya Seorang Kuli Bangunan

Bahlil Lahadalia (44 tahun) lahir di Banda, Maluku Tengah, dan besar di Fak-Fak, Papua. Ayahnya berprofesi sebagai kuli bangunan, sementara sang ibu membantu ekonomi keluarga dengan menjadi tukang cuci.

Berasal dari keluarga yang miskin gak bikin Bahlil menyerah. Hal itu justru membuat beliau menjadi pribadi yang mandiri dan pekerja keras.

Pernah Jualan Kue Sampai Jadi Sopir Angkot

Kemandirian dan sifat pekerja keras Bahlil Lahadalia sudah terlihat sejak kecil. Beliau berusaha membantu perekonomian keluarga dengan berjualan kue di sekolah.

Bahkan, Bahlil juga sempat menjadi kondektur saat SMP dan menjadi sopir angkot secara paruh waktu ketika SMA.

Baca juga:  Kisah Lo Kheng Hong, Perjalanan Bapak Triliuner Saham Indonesia

Menurut beliau, sekolah sambil cari duit itu adalah sebuah keharusan dan keterpaksaan dalam rangka melanjutkan hidup.

Keterbatasan Ekonomi Tak Menghentikan Langkahnya

Bahlil Lahadalia hanya bermodal nekat saat hendak pergi ke Jayapura untuk kuliah. Demi bisa membayar uang semesteran, dia rela jadi seorang kuli panggul di pasar dan berjualan koran.

Saat kuliah, dia aktif berorganisasi, terlibat dalam demo 98, hingga sempat dipenjara. Ini membuatnya punya banyak relasi. Namun setelah semester 6, Bahlil mulai berpikir bahwa, “Saya harus menghentikan kemiskinan ini”.

Kuliah Lama, Setelah Lulus Digaji Puluhan Juta

Setelah puas mengenyam bangku kuliah selama 7 tahun dan lulus pada 2002, Bahlil Lahadalia membangun satu perusahaan dengan teman-temannya di Jakarta. Beliau ditunjuk sebagai direktur wilayah Papua di perusahaan yang bergerak dibidang konsultasi keuangan berbasis teknologi informasi (IT) tersebut.

Bahlil mengaku inilah momen pertamanya pegang uang gede. Gajinya Rp 35 Juta per bulan dan bahkan pernah dikasih bonus Rp600 juta karena bisa menghasilkan profit Rp10 miliar bagi perusahaan.

Sempat Gagal Saat Mendirikan Perusahaan Sendiri

Setelah mendapat cukup pengalaman dan memiliki gaji relatif tinggi, Bahlil Lahadalia memutuskan mendirikan perusahaan sendiri. Bisnisnya yang bergerak di bidang pengolahan kayu ternyata mengalami jatuh bangun. Tapi bukan Bahlil namanya kalau menyerah begitu cepat.

Baca juga:  Biografi Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri Jokowi Juragan Ikan dan Pesawat

Berhasil Mendirikan Berbagai Perusahaan

Pada 2005, Bahlil Lahadalia terjun ke bisnis hak pengusahaan hutan (HPH). Usaha yang dijalankannya ini semakin maju dan bisa melakukan ekspansi bisnis. Dari sini, belia bisa mendirikan berbagai perusahaan. Salah satunya adalah PT Rifa Capital di tahun 2010 yang menjadi holding dari 10 perusahaan.

Sejumlah perusahaan yang beliau miliki berada dalam berbagai sektor, mulai dari perkebunan, properti, transportasi, pertambangan, hingga konstruksi.

Ini Tugas Bahlil Sebagai Menteri Investasi

Setelah menjadi Ketua Umum HIPMI periode 2015-2019. Bahlil Lahadalia ditunjuk sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan kini Menteri Investasi.

Beliau menjelaskan peran Kementerian Investasi bakal jadi kunci menghubungkan masuknya investasi dalam dan luar negeri baik di pusat maupun di daerah.

Pihaknya bakal menyelaraskan regulasi supaya memberikan kepastian hukum dan menekan hambatan birokrasi yang selama ini dihadapi investor.

“Perintah Presiden jangan hanya mengurus pengusaha yang besar, tapi urus juga pengusaha UMKM!” – Bahlil Lahadalia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *