Mengenal Lebih Dekat Teknologi 5G

Tahun 2021 ini, rencananya teknologi 5G masuk Indonesia nih, Genk! Tapi ternyata teknologi ini banyak menimbulkan pro dan kontra, loh. Jadi, apa sih sebenarnya teknologi 5G ini?

Yuk, mengenal lebih dekat soal teknologi 5G biar kita jadi lebih paham lagi.

5G mampu memberikan kecepatan data sebesar 10 hingga 100 kali lebih cepat dari jaringan 4G, sehingga pengguna bisa mendapat pengalaman kecepatan unduhan gigabit per detik (Gb/s).

Perangkat seluler pengguna juga akan mengirim dan menerima informasi dalam waktu kurang dari seperseribu detik.

Apa Rahasia Kecepatan 5G?

Rahasia kecepatan 5G adalah latensi yang sangat rendah dan konektivitas yang tergantung pada tiga teknologi utama:

1. eMBB (enhanced Mobile Broadband) yang memungkinkan pengguna mengunduh video dengan sangat cepat.
2. URLLC (Ultra Reliable Low Latency Communications) sebagai teknologi augmented reality pendukung kendaraan otonom.
3. mMTC (massive Machine-Type Communications) yang menjalankan IoT (Internet of Things) untuk mendukung perangkat digital.

Apa Indonesia Butuh 5G?

Pertama, Kompetisi global dalam teknologi 5G, terutama di negara-negara ASEAN yang sudah meluncurkan jaringan 5G tahun 2019 dan 2020.

Kedua, meningkatnya peluang meraih keuntungan dan biaya ketenagakerjaan yang cukup murah dengan bantuan teknologi mendorong Indonesia untuk mendapatkan banyak investor global.

Ketiga, permintaan dari konsumen digital Indonesia menjadi esensial. Tren berbasis teknologi sudah mengakar dan meminta jaringan yang lebih berkualitas.

Keempat, 5G merupakan wujud untuk mempertahankan keberlanjutan dari perkembangan teknologi jaringan digital dengan menerapkan jaringan yang efektif dan efisien dalam industri-industri brand-to-brand secara vertikal.

Kelima, fitur dalam 5G diyakini mendorong kemungkinan akan inovasi yang lebih luas untuk menjawab banyak kasus, baik dalam industri layanan sosial, agrikultur, seni dan hiburan, pertambangan, edukasi, keuangan dan perbankan, manufaktur, hingga transportasi.

Apa Indonesia Sudah Siap 5G?

1. Peluncuran 5G membutuhkan teknologi dan infrastruktur baru melalui frekuensi gelombang milimeter yang lebih tinggi, sehingga membutuhkan banyak Base Transceiver Station (BTS) yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara perangkat komunikasi dan jaringan operator.
2. Kendala frekuensi yang terbagi ke banyak operator. 5G membutuhkan frekuensi middle layer 1800, tetapi saat ini Indonesia hanya memiliki frekuensi low layer 700.
3. Ketersediaan BTS yang merata dalam radius berdekatan. Saat ini menara BTS di kota-kota besar berjarak 1-2 kilometer. Seharusnya akses 5G memerlukan menara penunjang berjarak 200-300 meter satu sama lain.
4. Ketersediaan kabel fiber optic yang menghubungkan menara-menara BTS belum merata.
5. Beberapa operator telekomunikasi Indonesia berusaha menciptakan frekuensi sendiri sebagai bentuk promosi. Tetapi, ini berkonsekuensi pada kerugian negara dan masyarakat akibat peningkatan infrastruktur yang tidak banyak.

Manfaat Teknologi 5G

• Jaringan 5G yang sangat cepat membantu pendataan yang besar hingga 1 gigabit per informasi.
• 5G mampu meningkatkan aspek Internet of Things melalui pemanfaatan video dari perangkat digital berkualitas tinggi.
• Artificial Intelligence berpotensi memberikan layanan terbaiknya.
• Produktivitas aplikasi kesehatan bisa semakin ditingkatkan dengan teknologi augmented reality dan virtual reality.
• Mendorong inovasi yang menjawab berbagai masalah dan menyingkap kesempatan baru dalam bidang bisnis.
• Teknologi 5G berguna bagi industri manufaktur untuk menciptakan lingkungan transformatif yang dinamis, teratur, dan lebih mudah beradaptasi.
• Dapat meningkatkan privasi lokasi dengan anonymity-based techniques untuk menyembunyikan identitas pengguna dari oknum tertentu.

Lebih Cepat, Bukan Berarti Tanpa Masalah

Banyak kekhawatiran tentang radiasi gelombang energi dari teknologi 5G yang tinggi.

Adanya antena-antena dari mesin gelombang frekuensi 5G dikhawatirkan membawa gelombang elektromagnetik yang negatif. Tetapi, beberapa negara sudah menerapkan batas aman penggunaan gelombang frekuensi.

Isu terbesar adalah akses daerah rural tidak memiliki kapasitas gelombang frekuensi yang masif seperti di daerah perkotaan yang harus diperhatikan oleh pemerintah setempat.

Tantangan dan ancaman meningkat dan lebih variatif, sehingga perlu diantisipasi sejak awal oleh pengguna di berbagai sektor. (narasi)