Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Parenting

Tips Agar Anak Mau Merapikan Mainannya Sendiri

×

Tips Agar Anak Mau Merapikan Mainannya Sendiri

Sebarkan artikel ini
Merapikan Mainannya Tips Agar Anak Mau Merapikan Mainannya Sendiri

Aduh, mainan anak berserakan di mana-mana. Baru saja dibersihkan, tapi selang beberapa menit pasti sudah berantakan lagi. Hayo, siapa yang sehari-hari dipusingkan dengan masalah seperti ini?

Sebagian besar Bunda dirumah pasti biasanya akan merapikan mainan anak-anaknya yang berserakan. Ternyata dari hal sepele seperti itu akan ada dampak negatif untuk kedepannya bagi anak.

Apabila Bunda secara terus-menerus melakukannya, anak jadi kurang bertanggung jawab terhadap mainannya. Nah, untuk itu Ia harus dibiasakan untuk merapikan mainannya sendiri. Caranya bagaimana? Coba ikuti beberapa tips berikut ini ya, Bund.

Daftar isi

1. Berikan Contoh

Apapun yang anak lakukan akan mencontoh orang tuanya. Kalau Bunda kurang rapi dalam meletakkan barang dan cenderung malas, maka kemungkinan besar anak akan menirunya. Maka dari itu berikanlah contoh ya, Bund.

Selalu merapikan kembali barang-barang yang telah Bunda pakai pada tempatnya semula. Jadilah pribadi yang rapi dan bersih. Saat Sang anak melihat bahwa Bundanya selalu rajin, maka ia pun akan menirunya.

2. Bersikap Tegas Tanpa Emosi

Setelah memberikan contoh yang baik mengenai merapikan barang-barang, Bunda juga harus bisa bersikap tegas. Jika anak tidak mau melaksanakannya, maka lakukan konsekuensi yang sudah Bunda buat.

Saat melihat Bundanya tegas dalam melakukannya, anak pun akan berpikir bahwa sang Bunda tidak main-main dan sekedar mengancam. Namun sikap tegas ini tidak perlu diiringi dengan emosi ya. Kalau Bunda emosi, anak hanya akan merasakan ketakutan sehingga kegiatan merapikan mainan menjadi terpaksa ia lakukan.

Baca juga:  Inilah Dampak Jika Semua Keinginan Sang Anak Selalu Dituruti

3. Buat Menjadi Permainan

Anak cenderung sulit untuk melaksanakan perintah yang Bunda ucapkan begitu saja. Ubahlah perintah merapikan mainan menjadi sebuah permainan. Contohnya dengan berlomba untuk memasukkan mainan ke dalam wadah antara Bunda dan Anak, siapa yang paling banyak memasukkan akan mendapatkan es krim. Dengan begitu anak akan merasa tertantang untuk mendapatkan yang terbanyak.

4. Buat Persyaratan

Bila anak sudah mulai memahami kata-kata, Bunda bisa menerapkan persyaratan terkait aktivitas bermain anak. Buatlah peraturan tertulis yang menyatakan bahwa anak boleh memainkan mainannya dengan syarat ia harus merapikannya lagi setelah selesai bermain.

Jika ia melanggar, maka mainan anak akan Bunda simpan untuk sementara. Namun jika ia berhasil merapikan mainan sendiri, ia akan mendapatkan reward dari Bunda.

5. Jelaskan Pentingnya Merapikan Mainannya Sendiri

Anak juga perlu tahu, kenapa sih ia harus selalu merapikan mainannya? Berikan penjelasan terkait hal tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Jelaskan padanya bahwa hal tersebut perlu dilakukan agar mainan anak tidak mudah rusak atau hilang.

Jika ia tidak mau hal itu terjadi, maka ia harus mau bertanggung jawab untuk merapikan mainannya sendiri. Jelaskan juga padanya bahwa Bunda sudah lelah dengan banyaknya pekerjaan di rumah sehingga berharap kalau Sang anak mau untuk membantunya.

6. Mulai Sejak Dini

Bunda mungkin beranggapan anak masih terlalu kecil untuk bisa merapikan mainannya. Nyatanya tidak loh, Bund. Kebiasaan ini justru sebaiknya sudah diajarkan sejak dini. Walaupun memang kurang rapi, tapi setidaknya anak belajar caranya.

Baca juga:  Menyesal Setelah Memarahi Anak? Ini Yang Harus Anda Lakukan

Bunda bisa memulai mengajarkannya sejak anak berusia 1 tahun. Ajak ia untuk bersama-sama memasukkan mainan ke dalam wadah khusus untuk mainan. Dengan cara ini anak akan tertarik untuk mengikutinya dan jika dilakukan secara terus-menerus ia pun jadi terbiasa.

7. Sediakan Area Khusus Bermain

Cobalah untuk meminimalisir kemungkinan mainan anak berceceran di segala tempat. Caranya adalah dengan menyediakan area khusus untuk anak bermain. MIsalnya anak hanya boleh mengeluarkan mainan di dalam kamarnya saja.

Tentunya anak juga tetap harus merapikan mainan setelah ia selesai bermain dengan mainannya itu.

8. Sediakan Wadah Khusus

Bunda perlu untuk menyediakan wadah khusus untuk mainan anak. Pisahkan menurut jenisnya dan berikan label nama. Tunjukkan pada anak bahwa ia harus memasukkan mainan-mainannya sesuai label nama yang sudah Bunda berikan.

Trik ini akan memudahkan anak untuk mencari mainan apa yang ia inginkan sehingga tidak perlu dibongkar satu persatu. Praktis, mudah, cepat dan tidak membuat berantakan.

9. Seleksi Mainannya

Semakin lama mainan anak tentu akan menumpuk. Beberapa diantaranya mungkin sudah tidak pernah dimainkan lagi oleh anak. Luangkanlah waktu untuk menyeleksi mainan-mainannya, mana yang masih terpakai dan mana yang tidak.

Untuk mainan yang sudah tidak terpakai Bunda bisa sumbangkan kepada orang lain. Bila mainan anak sudah tidak terlalu banyak, maka peluang untuk mainan yang berserakan di mana-mana pun akan berkurang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *