Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Health

Tipe-Tipe Stress Psikologis

×

Tipe-Tipe Stress Psikologis

Sebarkan artikel ini
stress 1 Tipe-Tipe Stress Psikologis

Stress psikologis merupakan stress yang berpengaruh secara negatif kepada kondisi psikis/psikologis seseorang. Dan ternyata stress psikologis itu memiliki beberapa tipe loh Genks. Berikut diantaranya Tipe-Tipe Stress Psikologis:

Daftar isi

1. Frustasi

tekanan Tipe-Tipe Stress Psikologis

Hal ini terjadi ketika tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya. Contohnya bila kita telah berjuang keras dalam belajar dan gagal mendapat nilai baik, kita akan mengalami frustasi.

2. Tekanan

Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.

Baca juga:  Manfaat Kemiri Untuk Rambut dan Untuk Kesehatan

3. Kecemasan

kecemasan Tipe-Tipe Stress Psikologis

Gelisah, khawatir, takut, phobia dan perasaan semacamnya itu merupakan suatu tanda atau sinyal seseorang mengalami suatu kecemasan. Biasanya kecemasan ditimbulkan karena adanya rasa kurang nyaman, rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya. Contohnya cemas ketika akan melakukan presentasi tugas kelompok di kelas.

4. Konflik

Konflik terjadi ketika kita berada di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Konflik dibagi kedalam tiga tipe yaitu.

  • Konflik menjauh-menjauh : Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama tidak disukai. Misalnya, seorang pelajar yang sangat malas belajar, tetapi juga enggan mendapat nilai ujian yang sangat jelek, apalagi sampai tidak naik kelas.
  • Konflik mendekat-mendekat: Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama diinginkannya. Misalnya, ada suatu acara seminar yang sangat menarik untuk diikuti, tetapi pada saat bersamaan kita sedang mengikuti pelajaran dikelas yang sangat kita sukai.
  • Konflik menjauh-menjauh: terjadi ketika individu terjerat dalam situasi dimana dia tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi tertentu. Misalnya ketika pasangan yang baru menikah berpikir apakah segera memiliki anak atau tidak? dengan memiliki anak pasangan dapat belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Disisi lain, ada tuntutan finansial (uang) dan waktu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *