Daftar isi
Apa sih Manipulasi itu?
Manipulasi adalah upaya untuk mempengaruhi perilaku, sikap, dan pendapat orang lain tanpa orang itu menyadarinya. Tujuannya adalah untuk bisa mengendalikan orang tersebut sesuai dengan keinginan si manipulator.
Lalu, apa saja tanda hubungan yang manipulatif?
1. Dia berpura-pura rapuh untuk membuatmu iba
Dia suka menceritakan kisah sedihnya dan menunjukkan betapa rapuh dirinya. Dia bersikap seolah-olah dia adalah korban yang sangat patut dikasihani untuk membuatmu merasa iba.
Kemudian, dia juga akan membuatmu merasa spesial karena dia menyakinkanmu bahwa tanpa bantuanmu, dia tidak akan bisa bertahan.
2. Dia berpura-pura baik
Orang manipulatif akan bersemangat untuk membantumu. Tapi sayangnya, tindakannya ini tidak tulus alias ada udang di balik batu. Mereka bersikap “baik” hanya untuk menggunakannya kelak sebagai alat untuk memeras balas budimu.
“Tega banget ya kamu! Gak ingat apa aku uda sering banget menolong kamu?”
3. Dia selalu membuat seolah masalahnya yang paling berat
Dirinya lah yang lebih patut dikasihani ketimbang kamu. Masalahmu dan keresahan hatimu itu tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan masalahnya.
Dia akan selalu mengingatkanmu bahwa kondisinya itu lebih menyedihkan. Dan kamu tidak berhak merasa sedih untuk dirimu sendiri.
4. Dia menggunakan kelemahanmu untuk menyerangmu
Dia tau benar apa saja kelemahanmu dan insecurity-mu. Manipulator itu pintar membaca emosimu. Dan dia seringkali justru sengaja memancing emosimu. Entah itu rasa takut, cemas, atau marah.
5. Dia selalu membuatmu merasa bersalah
Kalau kamu tidak melakukan apa yang dia inginkan, dia akan bersikap dingin kepadamu. Pendapatmu juga akan dianggap salah olehnya. Seolah kamu tidak boleh punya opini sendiri.
Dan kamu jadi sering merasa bahwa kamu itu tidak pernah bisa memenuhi harapan mereka. Kamu itu tidak layak.
6. Dia sering memutar balikkan ucapanmu
“Ah, kamu mengada-ngada!”
“Jangan ngaco, deh! Aku gak pernah ngelakuin itu. Jangan nuduh sembarangan, ya!”
Dia jelas-jelas berbuat jahat atau melakukan kesalahan. Tapi ketika kamu menegurnya, dia akan bilang bahwa kamu yang salah paham. Dia memutarbalikkan fakta untuk malah balik menyerang psikismu.
Sehingga kamu jadi merasa cemas dan ragu pada dirimu sendiri. Dan bahkan kamu jadi mempertanyakan kewarasanmu.
7. Terakhir, kamu sering menemukan dirimu berdalih demi melindungi perilakunya
Sayangnya, kamu seringkali seolah menjadi “juru bicara” bagi si manipulator. Kamu seolah membenarkan tindakan-tindakannya demi melindunginya.
“Oh, enggak. Dia cuma lagi bad mood doank. Tapi, sebenarnya dia baik kok.”
Padahal, mungkin sahabat dan keluargamu sudah berulang kali memperingatkanmu.
