Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Ekonomi

Sektor Pertanian Tetap Bersemi Saat Resesi, Tapi Ada Yang Ambruk, Ada Yang Bertahan

×

Sektor Pertanian Tetap Bersemi Saat Resesi, Tapi Ada Yang Ambruk, Ada Yang Bertahan

Sebarkan artikel ini
pertanian Sektor Pertanian Tetap Bersemi Saat Resesi, Tapi Ada Yang Ambruk, Ada Yang Bertahan

detakhukum.com – Ketika perekonomian negeri pontang panting akibat wabah corona, sektor pertanian terbukti cukup tahan banting dan terus produktif di tengah pandemi.

Angka-angka menunjukkan sektor pertanian berhasil menunjukkan tren positif. Mengapa sektor pertanian tangguh hadapi pandemi?

Kendati pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia triwulan III-2020 minus 3,49% secara tahunan, enggak semua lapangan usaha ambruk.

pertanian2 Sektor Pertanian Tetap Bersemi Saat Resesi, Tapi Ada Yang Ambruk, Ada Yang Bertahan

Yang tangguh saat pandemi: pertanian

Kalau sektor kesehatan dan informasi/komunikasi tumbuh besar, sih, wajar. Di masa wabah, orang-orang jelas memakai produk kesehatan untuk mencegah penyakit. Banyak orang juga berkomunikasi intens dengan medium internet karena sulit bertemu.

Baca juga:  Cara Daftar PPDB DKI Jakarta 2020 Tahap Akhir, Berikut Jadwal dan Ketentuannya

Tapi, kenapa sektor pertanian ikut bertahan?

Ternyata ini penyebab pertanian tetap tumbuh di Kuartal III :

  1. Pertumbuhan tetap terjadi karena panen raya padi kedua di sejumlah daerah masih berjalan dengan baik. Plus, pertumbuhan subsektor hortikultura yang dibarengi dengan peningkatan permintaan buah dan sayuran.
  2. Hal yang sama terjadi pada triwulan 2, sektor pertanian tumbuh positif sebesar 2,19 persen. Penyebabnya karena pergeseran musim panen.
Baca juga:  Rupiah Kamis Sore Menguat 55 poin, Ditopang Gagalnya Pemakzulan Donald Trump

Hal itu berarti pergerakan pertumbuhan sektor pertanian “terjadi secara alami.” Pertanian terbukti tangguh saat krisis sebelumnya.

Ini yang terjadi waktu krisis 1997-1998. Sektor pertanian mampu tumbuh positif 0,22 persen di saat pertumbuhan ekonomi nasional sedang ambruk, minus 13,68 persen. (narasi/dh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *