Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Parenting

Penyebab Anak Tidak Mau Mendengarkan Nasihat Orangtua

×

Penyebab Anak Tidak Mau Mendengarkan Nasihat Orangtua

Sebarkan artikel ini
Nasihat Orangtua Penyebab Anak Tidak Mau Mendengarkan Nasihat Orangtua

Semua nasihat orangtua kepada anaknya pasti memiliki tujuan yang baik. Akan tetapi jika disampaikan dengan cara yang tidak tepat, nasihat itu akan sulit diterima oleh Sang anak.

Hingga akhirnya tak jarang nasihat orangtua pun seringkali ia tidak mau mendengarkan. 

Kenapa anak tidak mau mendengarkan nasihat orangtuanya? Yuk, ketahui ini dia penyebabnya.

1. Orangtua Terlalu Sering Bicara

Terlalu sering memberi nasihat justru membuat Sang anak overdosis. Anak lama-lama bosan, bahkan eneg. Bukannya makin nurut yang ada malah menjadi semakin memberontak.

Beri nasihat seperlunya dengan kelembutan dan kasih sayang. Beri waktu anak untuk mencerna nasihat. Dan utamanya, perhatikan usia atau kemampuan anak. Jangan menuntut anak dengan sesuatu diluar kemampuannya.

Baca juga:  5 Tanda Anak Mendapat Cukup Perhatian Dari Orangtua

2. Anak Tidak Diberi Kesempatan Bicara

Salah satu rumus sederhana agar anak mendengarkan nasihat kita sebagai orangtua adalah membuatnya terbuka kepada kita dan banyak bicara (menyampaikan pikirannya). Jangan buru-buru menyela atau menasihati, biarkan terlebih dahulu ia puas mengeluarkan semua uneg-unegnya.

Jika anak sudah lega dan merasa didengarkan, maka hati dan pikirannya akan lebih terbuka untuk menerima nasihat. Selain itu kita juga jadi lebih memahami sudut pandang anak kita.

Baca juga:  7 Waktu Terbaik Ayah Untuk Dekat Dengan Anaknya

3. Orangtua Berbicara Bukan Pada Waktu Dan Tempat Yang Tepat

Misalnya anak baru pulang sekolah tiba-tiba ia sudah diberondong dengan berbagai nasihat kepadanya. Padahal fisik dan pikirannya dalam kondisi yang lelah. Atau menasehati anak di depan umum.

Tentu saja ini akan membuat anak merasa malu, bahkan marah. Ketika hal tersebut terjadi jangan harap ia mau mendengarkan nasihat tersebut.

Pilih waktu, tempat dan kondisi yang tepat. Misalnya saat anak sedang santai, moodnya sedang bagus atau kondisi lain yang nampak bahwa anak siap untuk dinasihati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *