Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Health

Mengenal Impostor Syndrome: Gejala, Penyebab Dan 5 Tipe Impostor Syndrome

×

Mengenal Impostor Syndrome: Gejala, Penyebab Dan 5 Tipe Impostor Syndrome

Sebarkan artikel ini
Impostor Syndrome Mengenal Impostor Syndrome: Gejala, Penyebab Dan 5 Tipe Impostor Syndrome
Designed by Freepik

Istilah Impostor Syndrome kini kian makin populer setelah adanya game Among Us yang saat ini sedang menggunakan kata tersebut. Pada game tersebut tipe Impostor berperan sebagai pengkhianat untuk menyabotase dimana menjadi titik klimaks keseruan bermain game tersebut.

Diketahui, Impostor Syndrome ini pertama kali diteliti oleh psikolog Pauline Rose Clance dan Suzanne Imes pada tahun 1978. Sindrom penyemu ini bukan lah gangguan mental, berdasarkan sebuah artikel di International Journal of Behavioral Science, sekitar 70% orang di dunia pernah mengalami Impostor Syndrome ini.

Daftar isi

Apa Itu Impostor Syndrome?

Impostor Syndrome adalah suatu kondisi psikologis dimana seseorang, meskipun sudah meraih banyak hal, tapi tetap merasa bahwa dirinya tidak kompeten dan tidak pantas.

Ia merasa bahwa sukses yang diraih itu hanya keberuntungan belaka, bukan karena kemampuan yang ia miliki. Ia bahkan merasa bahwa dirinya sebagai Penipu.

Terus Apa Dampaknya?

Untuk jangka panjang, orang dengan Impostor Syndrome bisa memiliki persepsi diri yang rendah, merasa stress, cemas dan bahkan depresi.

Dr. Valerie Young, dalam bukunya The Secret Thoughts of Successful Women, menyebutkan bahwa ada 5 tipe orang yang biasanya mengalami Impostor Syndrome ini diantaranya:

1. The Expert

Mereka yang termasuk kategori The Expert merasa harus tahu semua hal. Mereka sebisa mungkin tidak mau bertanya di kelas atau saat meeting. Kenapa? Karena mereka takut dianggap bodoh karena tidak tahu jawabannya atau dianggap tidak berpengalaman.

Tips: Latihlah just in time learning, Belajar sesuatu hanya ketika diperlukan, misal saat diperlukan dalam pekerjaan,

2. The Superman/Superwomen

Biasanya, mereka termasuk tipe yang sangat ambisius dan workaholic. Misalnya, mereka suka lembur meskipun sebenarnya target kerjaan untuk hari itu sudah selesai. Kenapa? Sebenarnya untuk menutupi rasa insecure mereka.

Tips: Mulailah belajar melakukan validasi internal. Bahwa yang bisa membuatmu merasa berharga itu dirimu sendiri, bukan validasi dari orang lain.

Baca juga:  10 Metode Atasi Bau Pada Mulut Saat Berpuasa

3. The Natural Genius

Natural merasa harus mampu menguasai hal baru dengan mudah dan cepat. Ketika mereka membutuhkan waktu lama dan usaha keras untuk menguasai sesuatu, mereka malu dan menganggap bahwa mereka tidak kompeten.

Biasanya, natural genius ini adalah orang-orang yang dilabeli pintar sejak mereka kecil.

Tips: Pahamilah bahwa untuk mencapai hal besar, setiap orang itu butuh proses, waktu yang lama dan usaha keras tidak menunjukan bahwa kamu itu tidak kompeten.

4. The Perfectionist

Perfectionist selalu berusaha mengejar kesempurnaan dan punya standard/ekspektasi yang sangat tinggi. Mereka biasanya tipe orang yang suka mengontrol dan sangat detail sekali.

Tips: Sadarilah bahwa tidak ada yang sempurna. Melakukan kesalahan atau ada hal yang kurang itu amat sangat manusiawi.

5. The Soloist

Para Soloist ini suka bekerja sendiri dan merasa harus mampu tanpa campur tangan orang lain. Mereka merasa kalau mereka meminta bantuan orang lain, hal itu menunjukan kelemahan mereka.

Tips: Manusia itu makhluk sosial. Jadi sangat wajar dan manusiawi kalau kita butuh bantuan orang lain, meminta bantuan itu bukan berarti kamu lemah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *