Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Religion

Inilah Do’a-Do’a yang Menyertai Gerakan Wudhu

×

Inilah Do’a-Do’a yang Menyertai Gerakan Wudhu

Sebarkan artikel ini
Inilah Doa Doa yang Menyertai Gerakan Wudhu 1 Inilah Do'a-Do'a yang Menyertai Gerakan Wudhu

Islam yang merupakan agama rahmatan lil ‘alamin sangat memberikan perhatian yang besar terhadap kebersihan dan kesucian. Salah satu bukti nyata ialah pensyariatan thaharah (bersuci) yang menjadi syarat sah pelaksanaan beberapa ibadah. Di dalam bersuci, ada penghargaan terhadap watak dasar manusia yang pada dasarnya mencintai kebersihan, sekaligus bentuk penghargaan terhadap Sang Khaliq saat kita menghadap-Nya.

Wudhu merupakan satu di antara bentuk bersuci yang disyariatkan dalam Islam. Pada saat berwudhu, kita diperintahkan untuk membersihkan beberapa anggota tubuh kita, baik dengan cara mencuci maupun mengusapnya. Jika kita perhatikan, sebenarnya gerakan wudhu tidaklah jauh berbeda dengan tindakan mencuci muka dan lainnya yang bukan ibadah.

Bedanya adalah wudhu merupakan bentuk ketaatan kita terhadap perintah Allah. Dengan demikian, agar wudhu yang kita lakukan semakin bertambah kualitas ketaatannya, dikutip dari nu.or.id inilah do’a-do’a yang menyertai gerakan wudhu, sebagaimana telah di sarikan dari kitab karya Syekh Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawawi al-Dimasyqi, Al-Adzkar al-Muntakhabah min Kalâmi Sayyidil Abrar.

Dengan menyertakan do’a dalam setiap gerakan wudhu, diharapkan wudhu yang kita lakukan bisa bertambah kualitas makna ibadahnya. Do’a-do’a tersebut adalah :

1. Sa’at membasuh telapak tangan sebanyak 3 kali, berdo’a :

اللَّهُمَّ احْفَظْ يَدِيْ مِنْ مَعَاصِيْكَ كُلِّهَا

Allahumma ihfadh yadi min ma’ashika kullaha.

Artinya : “Ya Allah, jagalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat.”

2. Sa’at berkumur, disunnahkan berdo’a di dalam hati :

اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ اللَّهُمَّ اسْقِنِي مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأْسًا لَا أَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدًا

Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika, Allahumma asqini min haudli nabiyyika shallallahu ‘alaihi wa sallam ka’san lâ adzma’a ba’dahu Abadan.

Artinya : “Ya Allah, tolonglah aku (untuk selalu) mengingat dan bersyukur pada-Mu. Ya Allah, beri aku minuman dari telaga Kautsar Nabi Muhammad, yang begitu menyegarkan hingga aku tidak merasa haus selamanya.”

3. Ketika membersihkan lubang hidung, pada sa’at menghirup air, dalam hati berdo’a :

Baca juga:  Mengapa Orang-Orang yang Hijrah Selalu Diuji

اللَّهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَةَ الْجَنَّةِ اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنِيْ رَائِحَةَ نِعَمِكَ وَجَنَّاتِك

Allahumma Arihni Raaihatal jannah. Allahumma la tahrimni raihata ni’amika wa jannatika.

Artinya : “Ya Allah, (izinkan) aku mencium wewangian syurga. Ya Allah, jangan halangi aku mencium wanginya nikmat-nikmatmu dan wanginya surga.”

Sedangkan ketika mengeluarkan air dari lubang hidung, berdo’a :

اَلَّلهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ رَوَائِحِ النَّارِ وَسُوْءِ الدَّارِ

Allahumma inni a’udzu bika min rawaihin nar wa su’i dar

Artinya : “Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari busuknya aroma neraka, dan dari buruknya tempat kembali.”

4. Sa’at membasuh wajah, berdo’a :

اللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ

Allahumma bayyidl wajhi yauma tabyadldlu wujuhun wa taswaddu wujuh.

Artinya : “Ya Allah, putihkanlah wajahku di hari ketika wajah-wajah memutih dan menghitam.”

Do’a ini dipanjatkan agar di akhirat kelak Allah menggolongkan kita sebagai orang baik, dimana sa’at berkumpul di padang mahsyar, orang baik dicirikan dengan berwajah putih, dan sebaliknya orang jelek dicirikan dengan berwajah hitam kusam.

5. Sa’at membasuh tangan kanan, berdo’a :

اللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِينِيْ وَحَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيرًا

Allahumma a’thini kitabi biyamini, wa hasibni hisaban yasiran

Artinya : “Ya Allah, berikanlah kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kananku, dan hisablah aku dengan hisab yang ringan.”

Sedangkan sa’at membasuh tangan kiri, berdo’a :

اللَّهُمَّ لَا تُعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِشِمَالِيْ وَلَا مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِيْ

Allahumma laa tu’thini bi syimaali, wa laa min waraa’i dzahri.

Artinya : “Ya Allah, jangan Kau berikan kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kiriku, dan jangan pula diberikan dari balik punggungku.”

Tentang do’a diatas, kelak di akhirat nanti, Allah akan memberikan pada semua manusia, catatan amal mereka masing-masing.

Apabila manusia tersebut amalnya baik, maka ia akan menerima kitab amalnya dengan tangan kanan dan berhadapan muka, namun apabila amalnya jelek, maka ia akan menerima kitab amalnya dengan tangan kiri dan diberikan dari balik punggung.

Baca juga:  Inilah Amalan Cepat Kaya dan Mendapatkan Rezeki yang Berkah

6. Sa’at mengusap kepala, berdo’a :

اللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ وَأَظِلَّنِيْ تَحْتَ عَرْشِكَ يَوْمَ لَا ظِلَّ إلَّا ظِلُّك

Allahumma harrim sya’ri wa basyari ‘ala an-nari wa adzilni tahta ‘arsyika yauma la dzilla illa dzilluka.

Artinya : “Ya Allah, halangi rambut dan kulitku dari sentuhan api neraka, dan naungi aku dengan naungan singgasana-Mu, pada hari ketika tak ada naungan selain naungan dari-Mu.”

7. Sa’at mengusap telinga, berdo’a :

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ

Allahumma ij’alni minalladzina yastami’unal qaula fayattabi’una ahsanahu.

Artinya : “Ya Allah, jadikanlah aku orang-orang yang mampu mendengar ucapan dan mampu mengikuti apa yang baik dari ucapan tersebut.”

8. Sa’at membasuh kaki kanan berdo’a :

اللهم اجْعَلْهُ سَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا. اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِيْ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ الْأَقْدَامُ

Allahumma ij’alhu sa’yan masykuran wa dzamban maghfuran wa ‘amalan mutaqabbalan. Allahumma tsabbit qadami ‘ala shirathi yauma tazila fihi al-aqdam.

Artinya : “Ya Allah, jadikanlah (segenap langkahku) sebagai usaha yang disyukuri, sebagai penyebab terampuninya dosa dan sebagai amal yang diterima.

Ya Allah, mantapkanlah telapak kakiku sa’at melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki yang tergelincir.”

Dan sa’at membasuh kaki kiri berdo’a :

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ تَنْزِلَ قَدَمِيْ عَنِ الصِّرَاطِ يَوْمَ تَنْزِلُ فِيْهِ أَقْدَامُ الْمُنَافِقِيْنَ

Allahumma inni a’udzu bika an tanzila qadami ‘anish-shirathi yauma tanzilu fihi aqdamul munafiqin.

Artinya : ” Ya Allah, aku berlindung pada-Mu, dari tergelincir sa’at melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki orang munafik yang tergelincir.”

Terkait do’a di atas, kelak di akhirat, semua manusia akan melewati jembatan shirathal mustaqim, yakni jembatan yang dibawahnya terdapat jurang menuju neraka, dan di ujung jembatan terdapat syurga.

Orang yang beriman niscaya akan mampu melewati jembatan tersebut dan menuju surga, sementara orang munafik, banyak yang tergelincir dan masuk ke jurang neraka. (NU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *