Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Lifestyle

Bisakah Laki-laki dan Perempuan Hanya Jadi Teman?

×

Bisakah Laki-laki dan Perempuan Hanya Jadi Teman?

Sebarkan artikel ini
Relationship Bisakah Laki-laki dan Perempuan Hanya Jadi Teman?
Designed by Freepik

Siapa yang tidak curiga dengan pertemanan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan heteroseksual? Kita semua pernah mendengar ceritanya. Entah itu di film-film, pengalaman teman, atau bahkan pengalaman diri sendiri bahwa pertemanan jenis ini seringkali dibumbui hal-hal romantis.

Berkat pengalaman-pengalaman inilah berbagai istilah percintaan muncul. Di antaranya: friendzone, teman tapi mesra, kebawa perasaan (baper), cinta lokasi (cinlok), dan lain-lain (netizen kalau mau menambahkan istilah lain dipersilakan lho).

Memang, kita tidak bisa menduga dari mana datangnya rasa cinta. Namun, apakah cinta selalu hadir di antara pertemanan laki-laki dan perempuan? Memangnya laki-laki dan perempuan tidak bisa jika hanya berteman?

Sayang sekali pertanyaan ini belum bisa dijawab secara pasti oleh penelitian-penelitian yang sudah dilakukan. Ada penelitian yang bilang bahwa ketertarikan dalam pertemanan lawan jenis memang sangat umum, namun seringkali ketertarikan ini tidak berbalas (Kaplan & Keys, 1997). Dua dekade lalu, sebuah penelitian mengungkap hanya ada sedikit orang yang yakin bahwa laki-laki dan perempuan bisa berteman (Bleske & Buss, 2000).

Namun penelitian terbaru membuktikan sudah mulai banyak yang optimis bahwa laki-laki dan perempuan bisa benar-benar berteman (Hart, Adams, & Tullett, 2015). Optimisme ini diadopsi secara seimbang baik oleh perempuan dan laki-laki. Padahal, laki-laki dianggap lebih sering memiliki ketertarikan atau perasaan ‘lebih’ kepada teman lawan jenisnya dibanding perempuan (Bleske-Rechek et al., 2012).

Berhubung belum ada hasil penelitian yang konsisten sehingga sulit mengambil intisari terkait isu ini, maka izinkanlah saya sebagai penulis memberikan pandangan dalam perdebatan ini.

Daftar isi

Alasan Pertemanan

Menurut hemat saya, laki-laki dan perempuan tentu bisa menjalin pertemanan tanpa adanya bumbu-bumbu romantis. Kita semua pernah melihatnya, berteman dengan lawan jenis tanpa adanya intensi romantis umum terjadi. Bahkan dalam berbagai situasi, hubungan laki-laki dan perempuan akan lebih menguntungkan ketika tidak ada intensi romantis di dalamnya. 

Ada sebuah penelitian menarik yang mengungkapkan mengapa orang-orang memilih untuk tetap berteman dengan teman lawan jenisnya (Messman, Canary, dan House, 2000). Alasan tersebut di antaranya: 

Baca juga:  4 Langkah Meluluhkan Hati Pria
  • Takut kehilangan sosok temannya-karena kalau pacaran pasti ada kemungkinan untuk putus. 
  • Tidak memiliki ketertarikan ke temannya. 
  • Tidak disetujui oleh orang-orang terdekat.
  • Salah satu pihak sudah punya pacar.
  • Menganggap temannya akan menjadi pasangan yang kurang baik atau kurang bisa memenuhi kebutuhan emosionalnya.
  • Sedang tidak ingin terlibat dalam hubungan romantis.

Alasan-alasan diatas semakin membuktikan bahwa laki-laki dan perempuan tidak selalu ditakdirkan untuk menjadi pasangan romantis.

Memang, kemungkinan timbulnya perasaan cinta akan selalu ada, namun perasaan itu tentu muncul dengan berbagai pertimbangan. Berdasarkan pertimbangan pribadinya, ada beberapa orang yang bersedia untuk mengambil risiko untuk mengupgrade hubungan pertemanannya ke hubungan romantis, ada juga yang  memilih untuk tetap berteman saja. 

Nah, buat kamu yang ingin tetap berteman dengan lawan jenis, berikut adalah hal-hal yang perlu kamu ingat:

1. Kenali Kebutuhanmu dan Kebutuhan Dia Dalam Berteman

Kita selalu memiliki maksud tertentu ketika menjalin sebuah hubungan. Jadi penting banget nih untuk kita mencari tahu mengapa kita berteman dengan dia, dan sebaliknya. Mungkin si dia ingin punya teman yang bisa diajak ngobrol seru tentang anime, yang mana itu adalah kamu.

Jika kamu merasa ngobrol dengan dia bisa meningkatkan moodmu, maka gak ada salahnya kalau kamu berteman dengan orang asyik kayak dia. Dengan mengenali perbedaan kebutuhan ini, kamu gak lagi kaget dan baper ketika dia melakukan hal-hal yang menurut kamu sentimental padahal itu merupakan hal yang biasa aja untuk dia.

2. Utarakan Maksud Dari Setiap Perilaku Kamu 

Seakrab apapun, teman gak selalu bisa mengartikan maksud perilaku kita secara tepat (kecuali kamu berteman dengan orang yang bisa baca pikiran). Jadi selalu komunikasikan maksud kamu biar mereka gak salah tangkap.

Misalnya, kamu pengen kasih hadiah ke temanmu yang baru saja lulus sidang skripsi. Berilah hadiah sambil bilang bahwa kamu turut senang dan bangga sama dia.

Baca juga:  14 Panggilan Sayang Biar Gak Bosen

Atau misalnya kamu mau curhat, buatlah dia mengerti bahwa dia adalah orang yang tepat untuk memberi perspektif dalam isu yang ingin diceritakan. Sebisa mungkin pastikan temanmu gak bingung apakah maksud dari perlakuan baikmu ke dia didasari oleh perasaan ‘lebih’ atau bukan. 

3. Ingat Prinsip Memberi dan Menerima

Dalam sebuah hubungan perlu adanya keseimbangan antara apa yang kita beri dan apa yang kita terima. Begitupun dengan pertemanan lawan jenis ini. Kalau ternyata dia punya intensi romantis ke kamu tapi kamu gak mau menjalin hubungan serius dengan dia, maka tunjukkanlah sikapmu dengan mengakhiri pertemanan atau sedikit menjaga jarak.

Hal ini penting dilakukan biar kamu gak bikin dia jadi bingung dan dianggap pemberi harapan palsu. Tapi kalau dia punya ketertarikan romantis dan kamu merasakan hal yang sama, maka gak ada salahnya lho untuk kamu dan dia maju ke tahap hubungan romantis. 

Kesimpulan

Jadi apakah laki-laki dan perempuan bisa jika hanya berteman?

Jawabannya tentu bisa, selama kedua belah pihak sama-sama bersikap dewasa dalam menunjukan kepedulian sekaligus memahami batasan antara berteman dan ‘lebih’

Ingat lho, dari pertemanan jenis ini kita bisa mendapatkan perspektif dan pilihan aktivitas bersama yang lebih beragam. Jadi, jangan ragu ya untuk perluas pertemananmu dengan siapa saja!

Referensi:

  • Bleske-Rechek, A., Somers, E., Micke, C., Erickson, L., Matteson, L., Stocco, C., … Ritchie, L. (2012). Benefit or burden? Attraction in cross-sex friendship. Journal of Social and Personal Relationships,
  • Hart, W., Adams, J., & Tullett, A. (2015). “It’s Complicated”—Sex Differences in Perceptions of Cross-Sex Friendships. The Journal of Social Psychology, !56 (2), 190-201.
  • Kaplan, D. L., & Keys, C. B. (1997). Sex and Relationship Variables as Predictors of Sexual Attraction in Cross-Sex Platonic Friendships between Young Heterosexual Adults. Journal of Social and Personal Relationships, 14(2), 191–206.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *