Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A merupakan seorang pendiri GOJEK yang lahir di Singapura pada juli 1984. Karena bisnis Gojeknya ini, Nadiem Makarim masuk dalam 15 orang terkaya di Indonesia versi majalah Globe Asia dengan total kekayaan mencapai USD$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,4 triliun.
Saat ini pada Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin, Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Daftar isi
Resign Saat Punya Jabatan Tinggi Di Kantor
Di Tahun 2009, Nadiem Makarim mengambil S2 dan meraih gelar Master Business Administration (MBA) di Harvard Business School. Sebelum mengambil S@, di tahun 2006 Nadiem Makarim sudah memulai karirnya di perusahaan konsultan bernama Mckinsey & Company sebagai konsultan manajemen.
Dan di tahun 2009, Nadiem Makarim bekerja di Zalora Indonesia sebagai Co-Founder sekaligus Managing Editor dan terakhir di tahun 2013 Nadiem Makarim bekerja di startup Kartuku sebagai Chief Innovation Officer (CIO) yang kemudian Kartuku diakuisisi oleh Nadiem Makarim sebagai untuk memperkuat Gopay.
Meskipun jabatannya cukup tinggi, di tahun 2014 Nadiem Makarim memutuskan untuk resign.
Ide Awal Gojek
Nadiem, sapaan akrabnya, saat ia masih bekerja ia lebih memilih menggunakan transportasi ojek untuk berangkat ke kantor dengan alasan hal tersebut lebih efisien dan cepat sampai. Karena hal itu, Nadiem jadi suka berbincang-bincang dengan banyak tukang ojek dan akhirnya menemukan beberapa permasalahan seperti tukang ojek banyak menghabiskan waktu menunggu pelanggan dan susah mencari pelanggan.
Nadiem juga menyadari bahwa dirinya susah mendapatkan ojek yang dibutuhkan. Dari permasalahan tersebut, di tahun 2010 Nadiem pun resmi mendirikan Gojek.
Kantor Berada Di Garasi Mobil Rumah
Di awal bisnisnya tersebut, Nadiem menjadikan garasi mobilnya sebagai kantor pertama gojek yang beralamat di Jakarta Selatan dan hanya memiliki 10 karyawan dan 20 tukang ojek.
Akhirnya di tahun 2014, usaha Gojeknya mendapatkan respon dan titik terang. Nadiem mendapatkan investor dari Open Space Ventures dan Capikris Foundation. Pada tahun 2015 Gojek luncurkan aplikasi platform mobile phone dan merupakan langkah untuk menarik minat pelanggan menggunakan Gojek.
Investor Yang Buat Gojek Jadi Decacorn
Menurut data Crunchbase, selama Gojek beroperasi sudah ada total 24 investor yang telah menyuntikan dana ke Gojek dengan total investasi mencapai 3,1 miliar dolar AS.
Berikut adalah beberapa investor Gojek:
Open Space Ventures, Capikris Foundation, Sequoia Capital India, DST Global, Rakuten, DST Global, Northstar Group, Farallon Capital Management, Sequoia Capital India, Tencent Holdings, Via ID, PT. Astra International Tbk-TSO Salemba, New World Strategic Investment, Meituan-Dianping, JD.com, Hera Capital, Google, Facebook, Paypal, Blibli
Nadiem Termasuk Orang Terkaya Di Indonesia
Kini tercatat di tahun 2019, Nadiem sudah memiliki 2 juta driver Gojek di seluruh indonesia. Dan pengguna Gojek sudah mencapai ratusan juta dan setiap harinya menangani lebih dari 3 juta pemesan setiap harinya.
Saat ini Gojek juga sudah bertransformasi menjadi salah satu perusahaan tersukses di Indonesia di level Decacorn dengan nilai valuasi perusahaan mencapai 14 triliun.
Bisnisnya Telah Mencapai Ke Luar Negeri
Sekarang ekspansi Gojek sudah mencapai 5 negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Singapura, Vietnam, Malaysia dan Thailand. Tersebar di 207 kota di Indonesia. Saat ini Gojek sudah memiliki 17 layanan yang terdiri dari:
- Transportasi & Logistik : GoRide, GoCar, GoSend, GoBox
- Makanan & FMCG : GoFood, GoFood Festival, GoShop, GoMed, GoMart
- Pembayaran : GoPay, GoBills, PayLater, GoPulsa
- Kebutuhan Sehari-hari : GoMAssage, GoClean
- Hiburan & Berita : GoPlay, GoTix
Berbakti Pada Indonesia
Pada bulan 2019, Nadiem memilih untuk mengundurkan diri dari Gojek dan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Indonesia Maju tahun 2019 sampai dengan 2024.
Saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Nadiem mencanangkan kebijakan “Merdeka Belajar” yang salah satu kebijakannya adalah dihapusnya Ujian Nasional diganti dengan sistem yang baru.
Di masa pandemi, Nadiem juga menghimbau diadakannya pembelajaran jarak jauh (PPJ) untuk meminimalisir penyebaran virus corona di kalangan pelajar.
