Scroll untuk baca artikel
>hostidn
>hostidn
Sains

4 Fakta Menarik Seputar Hari Sumpah Pemuda, Salah Satunya Digelar Di Lapangan Banteng

×

4 Fakta Menarik Seputar Hari Sumpah Pemuda, Salah Satunya Digelar Di Lapangan Banteng

Sebarkan artikel ini
Sumpah Pemuda 4 Fakta Menarik Seputar Hari Sumpah Pemuda, Salah Satunya Digelar Di Lapangan Banteng

Setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Peringatan ini mengacu kepada tiga ikrar yang dicetuskan dalam Kongres Pemuda II di Batavia (Jakarta) tanggal 28 Oktober 1928. Ternyata, ada fakta-fakta menarik yang terjadi dalam peristiwa sejarah tersebut.

Kongres Pemuda II digelar dengan tujuan:

  1. Melahirkan cita cita semua perkumpulan pemuda pemuda Indonesia,
  2. Membicara kan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia;
  3. Memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.

Setelah melalui rangkaian kongres selama 2 hari, maka pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 1928, para peserta Kongres Pemuda II bersepakat merumuskan tiga janji yang kemudian disebut sebagai Sumpah Pemuda, yaitu:

  • Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  • Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  • Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

YUK kita lihat beberapa fakta menarik selanjutnya Seputar hari sumpah pemuda yang dihimpun dari berbagai sumber tentang salah satu peristiwa bersejarah ini.

Daftar isi

1. Rapat Pertama Digelar Di Lapangan Banteng

Kongres Pemuda II hari pertama, yakni hari Sabtu tanggal 27 Oktober 1928, dilangsungkan di Lapangan Banteng (kini termasuk wilayah Jakarta Pusat) tepatnya di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB).

Baca juga:  Presiden Pertama Indonesia Alumni Dari Kampus Mana Ya?

Kongres ini digelar selama 2 hari dengan 3 kali rapat yang dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda.

2. Diikrarkan Di Rumah Orang Tionghoa

Sumpah Pemuda2 4 Fakta Menarik Seputar Hari Sumpah Pemuda, Salah Satunya Digelar Di Lapangan Banteng
Sumber Gambar: masterpieces.asemus.museum

Peranan anak-anak muda keturunan Tionghoa cukup besar dalam Kongres Pemuda II. Bahkan, gedung tempat dibacakannya Sumpah Pemuda merupakan asrama pelajar milik peranakan China bernama Sie Kok Liang. Gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat, itu kini diabadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.

Beberapa orang perwakilan pemuda peranakan Tionghoa hadir di Kongres Pemuda II dan turut berikrar mengucapkan Sumpah Pemuda, beberapa di antaranya diketahui bernama Oey Key Siang, John Lau Tjoan Hok, Tijo Djien Kwie dan lainnya.

3. Peserta Dari Barat dan Timur Indonesia

Kongres Pemuda II di Batavia dihadiri oleh para perwakilan organisasi pemuda dari Indonesia bagian barat sampai bagian timur dan berbagai latar belakang. Ada Mohammad Yamin, misalnya yang datang dari ranah Minangkabau atau Sumatera Barat.

Dari belahan timur Indonesia ada Johannes Leimena, kelahiran Ambon, Maluku. Ada pula Raden Katjasungkana dari Madura, atau Cornelis Lefrand Senduk mewakili organisasi pemuda Sulawesi.

Baca juga:  Mengenal Kisah Tentang 3 Kerajaan Korea

Bisa dibayangkan, dengan akses transportasi yang belum secanggih dan semudah sekarang para pemuda dan pemudi itu harus menempuh perjalanan jauh dari daerah asal mereka ke Batavia demi mewujudkan persatuan generasi muda Indonesia.

4. Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Dinyanyikan

Sumpah Pemuda1 4 Fakta Menarik Seputar Hari Sumpah Pemuda, Salah Satunya Digelar Di Lapangan Banteng
Sumber Gambar: my-dtc.or.id

Dalam Kongres Pemuda II di Batavia pada 28 Oktober 1928, untuk pertama kalinya lagu “Indonesia Raya” diperdengarkan ke khalayak. Warga Rudolf Soepratman memainkan lagu ciptaannya itu di depan peserta kongres dengan gesekan biolanya yang mendayu-dayu.

Setelah selesai memainkan “Indonesia Raya” yang kelak menjadi lagu kebangsaan Indonesia para hadirin meminta agar lagu tersebut dinyanyikan. Setelah melalui diskusi, akhirnya “Indonesia Raya” dinyanyikan dengan sedikit perubahan lirik demi keamanan karena kongres diawasi oleh aparat kolonial Hindia Belanda.

Kata “Merdeka” dalam lirik lagu itu dihilangkan dan diganti dengan kata “Mulia”. Adapun orang yang pertama kali melantunkan lagu “Indonesia Raya” dalam Kongres Pemuda II itu adalah Dolly Salim yang tidak lain merupakan putri kesayangan Haji Agus Salim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *